watch sexy videos at nza-vids!

Cerita Gay Sextgem
Situs Cerita Cinta Sesama Pria



Cerita Gay
Sesama Pria

Cinta Kilat
Aku jumpa 'Irgi' di Blok M. Habis cari buku di Maruzen, saat turun ke parkir area aku iseng turun ke basemen lihat komputer shop. Aku memang sedang kebelet butuh, nih. Libidoku mendesak untuk cari sasaran. Sambil jalan kontolku sedang terus www.ceritagay.uiwap.com ngaceng berat hingga terpaksa tanganku terus dalam kantong celanaku untuk menahan tonjolannya tidak nampak di tengah banyak orang.
Di konter elektronik seorang anak lelaki sangat tampan, kutaksir sekitar 19 tahunan, sedang membayar belanja sesuatu. Aku tak bisa mengelak untuk terus mengamati dengan penuh khayal seksual. Posturnya mirip Irgi yang pembawa acara Indonesian Idol.
Jangkung, mungin sekitar 180 cm, dan sangat enak dipandangan mataku dengan celana jeans-nya yang ketat itu. Pantat 'Irgi' ini sangat mempesona hasratku. Alngkah nikmatnya bisa menenggelamkan hidung dan lidahku di sana.
Nampak tungkai pahanya demikian panjang. Sangat nikmat apabila bisa melatakan lidah dan meninggalkan bekas sedotan bibir di sebentang pori- pori betis, paha hingga keselangkangannya. Liur di lidahku sudah tak bisa kubendung. Bagaimana dayaku..? Dalam bengong dan lamunanku aku terkejut saat dia berbalik. Ternyata dia tahu aku mengamatinya.
"Ada yang bisa saya bantu, Mas?"
Kurang asem. Tentu saja aku gugup setengah mati. Semuanya tak kuduga.
"Eehh..... Ngg.. Gakk," sambil aku berbalik untuk cepat menghindar.
Namun,
"Mas, Mas. Tunggu" Aku rem lengkahku.
"Boleh tanya, ya? Tempat peralatan pesta kebun di mana? Saya dengar katanya di sini ada toko yang menjual alat-alat lengkap pesta kebun. Macam panggangan B'beque dan sebagainya, gitu?" tanyanya.
Aku berkesempatan kembali untuk menikmati ketampanannya. Melihat dia bicara, mengamati bibirnya, aku semakin terpesona. Rasanya aku akan sangat bahagia seandainya dia mau meludahi mulutku.
"Oohh... yaa.. Aku juga suka melihat- lihat di sana. Yookk.. Sama-sama saja.
Kalau nggak salah di lantai 5," kami seiring. Saat bersentuhan di eskalator, rasanya aku disengat listrik. Kurasakan basah keringatnya di ruang AC yang sejuk ini. Sepintas aku meliriknya.
Mungkinkah dia juga gugup macam aku kini?
Begitu menginjak lantai 5,
"Aku pengin kencing dulu. Sudah kebelet banget, nih"
Aahh.. Bukankah ini kebiasaan para gay yang ingin Cek dan Recek kondisi seseorang yang diminatinya. Aku membebek di belakangnya. Aku sudah jatuh cinta pada tampang Irgi ini.
Betapa seksinya anak ini. Dadanya, pinggulnya, jangkungnya..
Ruang toilet pria di Maruzen sepi. Dan benarlah. Ternyata kami cepet cocok dan saling merespon. Sambil saling melihati kemaluan temannya pada saat kencing ini kami bertumbuk pandang. Aku sudah ahlinya. Kutarik alis mataku ke atas dan dijawabnya dengan cara yang sama. Suara yang menyusul berikutnya adalah,
"Mas mau ngisep?" dalam bisikkan
'jassy' yang singkat dan penuh energi.
Ya nggak mungkin kutolak, dong.
"Dimana?" jawabku. Dia hanya mengerlingkan matanya ke arah WC.
Oohh.. Aku tahu. Cinta kilat. Rupanya ini yang dia maksud 'sudah kebelet banget' tadi. Dan dia sudah bergerak sebelum aku mengiyakannya. Sebelum mengikutinya aku menunggu sesaat untuk memastikan tak ada orang lain yang memperhatikan kami.
Dia sudah mulai membuka kancing celananya saat aku masuk. Sesudah mengunci pintu aku langsung duduk di kloset dan dia juga langsung mengasongkan kontolnya ke mulutku yang telah siap mengulum dan mengisep-isepnya. Kontolnya nggak sunat. Tidak begitu besar, normal sebagai ukuran Asia. Namun kontol itu sangat tegang sehingga kepalanya berkilatan. Saat menyentuh bibirku langsung rasa asin precumnya menerpa lidahku.
Dia raih kepalaku dan memaju mundurkan menjemputi kontolnya.
Aku setengah merangkul pinggulnya yang juga sedikit bergoyang. Tangan- tanganku menegelusi dan meremasi wilayah pinggul dan bokong seksi itu.
Aroma prafum pria masa kini merebak dalam setiap tarikan nafasku. Hasratku semakin meninggi. Ingin benar aku mengelusi kontolku yang juga telah demikian mendesak-desak celanaku.
Sementara dalam nikmat yang nampak melandanya kontol 'Irgi' ini semakin keras dan sangat kaku.
Kurasakan dalam mulutku, kepala penisnya begitu membonggol. Aku rasa tak lama lagi dia pasti memuncratkan air maninya. Namun dia mau yang lain,
"Aku nggak mau keluar dulu. Mau nggak kamu ngentot pantatku?" sambil berbalik setengah nungging dengan kedua tangannya yang bertumpu pada dinding WC.
"Kamu jilat-jilat dulu lubangnya. N'tar aku pasti nafsu banget"
www.ceritagay.uiwap.com

Home | Homo | Cerita Lucah | Gay stories
Cerita XXX

© 2011 - 2019 CeritaGay.SexTgem.Com
Koleksi cerita gay, Sesama pria